Di saat mayoritas mata uang kawasan Asia menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah justru jatuh cukup dalam. Ini terlihat dari perubahan nilai tukar mata uang kawasan tersebut sejak awal tahun hingga data terakhir Selasa (11/3/2025).
Merujuk data yang dihimpun Asian Bonds Online, rupiah terdepresiasi hingga 1,69% sejak awal tahun (year-to-date/ytd)—menjadi mata uang terlemah di kawasan ini. Rupiah berada di level 16.409 pada Selasa kemarin.
Mata uang lain yang terdepresiasi adalah kyat Myanmar (MMK) sebesar 0,09% dan dolar Hong Kong (HKD) sebesar 0,02% (ytd).
Di luar tiga negara itu, nilai tukar mata uangnya tumbuh positif.
(Baca juga: Dolar AS Digdaya, Mata Uang Regional Asia Melemah Sepanjang 2024)
Mata uang terkuat dipegang yen Jepang (JPY) yang menghijau hingga 6,37% (ytd). Posisi nilai tukar dolar AS terhadap JPY sebesar 147,78.
Selanjutnya ada dolar Brunei Darussalam (BND) dan dolar Singapura yang masing-masing menguat sebesar 2,68% (ytd).
Sisanya ada baht Thailand (BHT) hingga dong Vietnam yang menguat dalam rentang 1,74-0,02% (ytd) seperti terlihat pada grafik.
(Baca juga: Rupiah Tembus 16.575, Melemah Beruntun Efek Tarif Trump?)