Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melemah sejak September sampai Oktober 2023.
Berdasarkan data Investing.com, rata-rata harga CPO di bursa komoditas Rotterdam pada Oktober 2023 mencapai US$865 per ton, turun 7,98% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month), serta merosot 22,77% dibanding setahun lalu (year-on-year).
(Baca: Daftar 10 Perusahaan Sawit Terbesar di Indonesia Tahun 2022)
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), harga minyak sawit turun karena dipengaruhi permintaan yang lemah.
"Harga minyak sawit internasional terus menurun pada bulan Oktober, terutama disebabkan peningkatan produksi musiman di negara-negara produsen utama, serta lemahnya permintaan impor global yang berkepanjangan," kata FAO dalam laporan Food Price Index awal November 2023.
Adapun dalam Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2023, Bank Dunia memprediksi rata-rata harga minyak sawit sepanjang 2023 mencapai US$920 per ton, lebih rendah 28% dibanding rata-rata tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang mencapai US$1.276 per ton.
Bank Dunia juga memproyeksikan rata-rata harga minyak sawit akan lanjut melemah 2% (yoy) pada 2024, dan turun lagi 6% (yoy) pada 2025.
Kendati permintaan globalnya diramal menurun, Bank Dunia memprediksi konsumsi minyak sawit untuk pembuatan biodiesel akan meningkat di beberapa negara.
"Permintaan minyak sawit untuk biodiesel akan meningkat di dua negara produsen sawit terbesar, yaitu Indonesia dan Malaysia," kata Bank Dunia dalam Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2023.
"Indonesia meningkatkan mandat biodiesel dari 30 persen menjadi 35 persen tahun ini, sementara mandat biodiesel di Malaysia 20 persen," lanjutnya.
(Baca: Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Naik, Terutama untuk Biodiesel)