Laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk menunjukkan, emiten berkode UNVR ini meraup laba sebesar Rp3 triliun pada kuartal III 2024.
Nilai itu anjlok 28,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp4,18 triliun pada kuartal III 2023.
Turunnya laba beriringan dengan melemahnya penjualan bersih produsen fast moving consumer goods (FMCG) tersebut. Rinciannya, pada kuartal III 2024 mencapai Rp27,41 triliun, turun 10,12% (yoy) dari sebelumnya Rp30,5 triliun.
UNVR mencatat, pejualan bersih itu terdiri atas penjualan dalam negeri dan ekspor. Penjualan dalam negeri sebesar Rp26,63 triliun pada kuartal III 2024, turun 9,88% (yoy) dari kuartal III 2024 yang sebesar Rp29,55 triliun.
Ekspor terbukukan sebesar Rp785,7 miliar, ambles 17,45% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp951,84 miliar.
(Baca juga: Laba Unilever Rp2,46 T pada Semester I 2024, Ambruk 10,6%)
Berdasarkan jenisnya, penjualan kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp17,59 triliun pada kuartal III 2024. Turun 11,68% (yoy) dari kuartal III 2023 yang sebesar Rp19,92 triliun.
Sementara makanan dan minuman sebesar Rp9,82 triliun pada kuartal III 2024. Nilai ini juga turun 7,17% (yoy) dari periode 2023 yang sebesar Rp10,58 triliun.
Adapun harga pokok penjualan UNVR tercatat sebesar Rp14,13 triliun pada kuartal III 2024.
Aset UNVR tercatat sebesar Rp16,54 triliun pada September 2024. Turun dari Desember 2023 yang sebesar Rp16,66 triliun.
Adapun jumlah liabilitas tercatat sebesar Rp13,1 triliun dan ekuitas sebesar Rp3,43 triliun pada September 2024.
(Baca juga: 10 Perusahaan Makanan dan Minuman Kemasan Terbesar di Indonesia 2023)