Israel memiliki beragam jenis industri serta sistem pertahanan militer canggih, yang tentunya membutuhkan banyak pasokan energi.
Menurut International Energy Agency (IEA), sebagian besar pasokan energi Israel bersumber dari bahan bakar fosil, yaitu minyak dan gas bumi.
(Baca: Pemerintah AS Ikut Biayai Iron Dome Israel)
IEA mendefinisikan pasokan energi atau total energy supply (TES) sebagai seluruh pasokan energi untuk seluruh aktivitas di suatu negara, kecuali aktivitas maritim dan penerbangan internasional.
Angka TES dihitung dari total energi yang diproduksi dan diimpor suatu negara, dikurangi jumlah energi yang diekspor dan digunakan untuk transportasi laut-udara internasional.
Menurut IEA, sepanjang 2021 Israel memiliki total pasokan energi 936 ribu terajoule. Sekitar 39,6% pasokan itu bersumber dari minyak bumi, dan 38,1% dari gas bumi.
Kemudian porsi pasokan dari batu bara 17%, energi angin/surya 4,7%, dan bahan bakar nabati/sampah 0,7% dengan rincian besaran energi seperti terlihat pada grafik.
Saat ini Israel juga tercatat sebagai negara pengimpor neto atau net importer bahan bakar fosil.
Artinya, Israel lebih banyak mengimpor atau membeli bahan bakar dari negara lain, ketimbang menjual atau mengekspornya.
(Baca: Siapa Pemasok Bahan Bakar untuk Israel?)