Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor nonmigas Indonesia melemah pada semester pertama tahun ini.
Selama periode Januari-Juni 2023, nilai total ekspor nonmigas nasional mencapai USD 120,8 miliar, turun 9,3% dibanding perolehan Januari-Juni tahun lalu.
Adapun dari 13 negara pasar ekspor nonmigas utama, Tiongkok menjadi satu-satunya negara yang menyumbang kenaikan permintaan.
Pada Januari-Juni 2023, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 29,9 miliar, meningkat 7,4% dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara, nilai ekspor ke negara-negara tujuan utama lainnya menurun. Kontraksi permintaan paling dalam berasal dari Belanda, Korea Selatan, dan Malaysia.
Sepanjang Januari-Juni 2023, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Belanda mencapai USD 1,8 miliar, berkurang 33,9% dibanding periode sama tahun lalu.
Kemudian nilai ekspor nonmigas ke Korea Selatan turun 24,7% menjadi USD 4,2 miliar, dan ekspor ke Malaysia turun 23,8% menjadi USD 5,3 miliar.
Nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, India, Thailand, dan Singapura juga melemah dengan rincian persentase seperti terlihat pada grafik.
Terkait dengan kondisi ini, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi yang semula diperkirakan sebesar 5,3%–5,7%, disesuaikan menjadi sebesar 5,1%–5,7% agar lebih realistis, seiring dengan perkembangan terkini serta tantangan dan risiko eksternal," kata tim Kementerian Keuangan dalam siaran persnya (8/6/2023).
Batas bawah asumsi pertumbuhan itu dipangkas karena sejumlah alasan terkait ekonomi global.
"Secara domestik, beberapa indikator perekonomian Indonesia tetap memberikan sinyal ekspansif. Aktivitas konsumsi terus menunjukkan tren penguatan. Namun demikian, dampak dari dinamika global ke dalam negeri perlu diwaspadai, khususnya terkait tren menurunnya kinerja ekspor," kata tim Kementerian Keuangan.
"Kinerja investasi juga berpotensi tertahan, sejalan dengan sikap wait and see para pelaku usaha terkait dinamika ekonomi dunia dan periode menjelang Pemilu," lanjutnya.
(Baca: Ekspor Industri Alas Kaki Melemah Kuartal I 2023, Gelombang PHK Menghantui)