Menurut survei Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 46% responden kelas menengah di Indonesia memiliki pekerjaan sampingan/tambahan di luar pekerjaan utama.
Mayoritasnya melakoni hal tersebut bukan karena minat atau passion, melainkan karena dorongan ekonomi.
(Baca: Pengeluaran Kelas Menengah RI Umumnya Rp2 Jutaan Sebulan)
Sebanyak 70,6% responden bekerja sampingan demi meningkatkan pendapatan untuk kebutuhan hidup, 42,2% untuk meningkatkan tabungan, dan 30,7% untuk mencapai tujuan finansial.
Sedangkan yang bekerja sampingan untuk mengembangkan minat, bakat, atau passion hanya 28%.
"Hal ini mencerminkan bahwa pekerjaan tambahan/sampingan telah menjadi salah satu strategi utama—bahkan mungkin sebuah kebutuhan—bagi kelas menengah untuk bertahan dan meningkatkan kesejahteraan di tengah kondisi ekonomi yang menantang," tulis KIC dalam laporannya.
Ada juga sebagian lain yang melakukannya untuk mengisi waktu luang, membangun jaringan atau relasi bisnis, mengurangi ketergantungan pada pekerjaan utama, dan beberapa alasan lain seperti terlihat pada grafik.
Survei KIC ini melibatkan 472 responden kelas menengah berusia 17–59 tahun, lalu dikerucutkan menjadi 218 responden yang punya pekerjaan sampingan.
Responden tersebar di 10 kota besar Indonesia, yaitu Bandung, Medan, Surabaya, Jayapura, Jakarta, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Denpasar, dan Makassar.
Pengambilan data dilakukan pada 6-9 Januari 2025 secara online dengan metode non-probability sampling, dengan toleransi kesalahan survei (margin of error) 4,6%.
Sebagai catatan, pertanyaan survei ini menggunakan pilihan multiple answer, sehingga responden dapat memilih lebih dari satu jawaban.
Laporan lengkap survei KIC yang bertajuk Kelas Menengah Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dapat diakses melalui tautan berikut.
(Baca: Survei KIC: Mayoritas Gaji Kelas Menengah Habis untuk Kebutuhan Pokok)