Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengumumkan Indonesia resmi menjadi anggota BRICS pada awal 2025.
"Keanggotaan ini merupakan hasil dari keterlibatan aktif Indonesia dengan BRICS selama beberapa tahun terakhir," demikian dikutip dari siaran pers Kemlu, Senin (7/1/2025).
"Indonesia memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan," lanjutnya.
(Baca: Mayoritas Anggota BRICS Tergolong Negara Menengah-Atas)
Berdasarkan penjelasan dari Council on Foreign Relations (CFR), BRICS adalah kelompok kerja sama multilateral yang dibentuk sejak 2009 dengan anggota awal Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Kemudian sampai akhir 2024 mereka sudah memiliki empat anggota tambahan, yaitu Uni Emirat Arab, Mesir, Iran, dan Ethiopia.
Mengutip perhitungan BBC, negara-negara anggota BRICS ini mewakili 45% populasi dunia dan 28% dari total perekonomian global.
Adapun di kalangan anggota BRICS, Indonesia memiliki rasio investasi yang tergolong cukup tinggi.
Menurut proyeksi International Monetary Fund (IMF), pada 2024 rasio investasi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia bisa mencapai 30,54%.
Rasio itu merupakan yang tertinggi ke-4 di BRICS, setelah China, Iran, dan India. Sedangkan anggota lain rasionya lebih rendah, kurang dari 30% seperti terlihat pada grafik.
Rasio investasi Indonesia juga lebih tinggi dari nilai tengah (median) rasio investasi global, yang diperkirakan hanya 22% pada 2024.
(Baca: Tingkat Pengangguran di Negara BRICS Cenderung Tinggi)