Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), nilai perdagangan senjata dan perlengkapan militer global pada 2023 mencapai US$631,9 miliar.
Berdasarkan perhitungan harga konstan, nilainya tumbuh 4% dibanding 2022 serta menjadi rekor tertinggi ke-3 dalam dua dekade terakhir.
Adapun SIPRI hanya menghimpun data ini dari 100 perusahaan senjata terbesar, sehingga belum sepenuhnya mencerminkan tingkat permintaan senjata di seluruh dunia.
(Baca: Nilai Ekspor Senjata RI sampai September 2024 Melonjak 100%)
SIPRI menilai, naiknya penjualan senjata pada 2023 dipengaruhi oleh banyaknya konflik dan ketegangan antar-negara.
"Peningkatan penjualan senjata terlihat di semua kawasan, terutama di perusahaan yang berpusat di Rusia dan Timur Tengah," kata SIPRI dalam siaran pers, Rabu (4/12/2024).
"Secara umum, produsen skala kecil lebih efisien dalam menanggapi permintaan senjata terkait perang di Gaza dan Ukraina, peningkatan ketegangan di Asia Timur, dan program pengadaan persenjataan di tempat-tempat lainnya," kata mereka.
SIPRI juga memperkirakan tren penjualan senjata global masih terus naik sampai tahun ini.
"Terjadi peningkatan tajam dalam penjualan senjata pada 2023, dan kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2024," kata peneliti SIPRI Lorenzo Scarazzato dalam siaran pers.
"Banyak perusahaan senjata telah membuka program perekrutan, yang menunjukkan bahwa mereka optimistis terhadap penjualan di masa mendatang," lanjutnya.
(Baca: Ekspor Senjata RI Laris, Ini Negara Pembelinya sampai September 2024)