Ekonomi digital Indonesia pada 2024 tumbuh lebih kuat dibanding tahun lalu.
Hal ini terlihat dari laporan riset e-Conomy SEA 2024 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company.
(Baca: Indonesia, Pasar E-Commerce Terbesar di Asia Tenggara 2024)
Google, Temasek, dan Bain & Company mengukur nilai ekonomi digital negara-negara Asia Tenggara berdasarkan gross merchandise value (GMV), yakni nilai produk barang/jasa yang terjual dalam periode tertentu.
Perhitungannya mencakup GMV dari 6 sektor ekonomi digital utama, yakni e-commerce, pesan-antar makanan online, transportasi online, agen perjalanan/pariwisata online, media periklanan/hiburan online, serta layanan keuangan digital.
Pada 2023 nilai total GMV ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$80 miliar, tumbuh 6% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Kemudian pada 2024 tingkat pertumbuhannya diproyeksikan menguat jadi 13% (yoy), dengan nilai total GMV mencapai US$90 miliar.
Google, Temasek, dan Bain & Company juga memandang ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh, seiring dengan adanya ekspansi perusahaan ke kota-kota kecil.
"Sejumlah perusahaan besar teknologi di Indonesia mulai membuka kantor di kota-kota kecil untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas. Langkah strategis ini tidak hanya memanfaatkan sumber talenta baru di luar Jakarta, tetapi juga merangsang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di daerah," kata mereka dalam laporannya.
"Perpindahan ibu kota negara ke Nusantara juga diperkirakan akan mendukung pertumbuhan di luar Jawa ke depannya," lanjutnya.
(Baca: Jumlah Pengguna E-Commerce di Indonesia Meningkat 2020-2024)