Ada banyak perusahaan besar di Indonesia yang sudah mengadopsi prinsip environmental, social, and governance (ESG), standar bisnis yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola secara berkelanjutan.
Namun, banyak pula yang menemui tantangan dalam implementasinya, seperti kesulitan memenuhi indikator kinerja ESG, terkendala biaya, dan masih kurang memahami ESG.
(Baca: Ini Kendala Perusahaan Indonesia dalam Menerapkan ESG)
Menurut survei Mandiri Institute, perusahaan-perusahaan ini umumnya sudah punya strategi untuk menghadapi tantangan penerapan ESG.
Dari 162 perusahaan terbuka (listed companies) yang disurvei, mayoritas atau 59% membentuk unit ESG internal.
Sebagian lainnya membentuk kelompok kerja ESG bersama pihak eksternal (41%), menggunakan jasa konsultan (40%), dan melakukan penilaian ESG berdasarkan standar dari pihak ketiga (39%).
Kemudian ada yang berinvestasi di hal-hal terkait ESG (35%), menerbitkan instrumen investasi terkait ESG (9%), dan menggunakan perangkat lunak atau software terkait (5%).
Tapi, ada juga sebagian kecil yang belum memiliki strategi seperti terlihat pada grafik.
"Sebanyak 17% responden belum memulai upaya mitigasi apapun untuk tantangan terkait ESG. Hal ini menunjukkan kesiapan mereka dalam menerapkan ESG masih dalam tahap pengembangan," kata tim Mandiri Institute dalam ESG Report 2023.
(Baca: Prinsip Perusahaan, Alasan Utama Penerapan ESG di Indonesia)