Menurut data Bank Indonesia (BI), utang luar negeri pemerintah mencapai US$185,1 miliar pada Oktober 2023, belum termasuk utang bank sentral.
Jika dikonversi ke rupiah, nilai utang luar negeri pemerintah setara dengan Rp2.872,8 triliun (asumsi kurs Rp15.518 per US$).
(Baca: Utang Pemerintah dan Bank Indonesia Meningkat pada Oktober 2023)
Utang luar negeri pemerintah pada Oktober 2023 berkurang 1,7% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom). Tapi, jika dibanding setahun lalu, jumlahnya meningkat 3% (year-on-year/yoy).
Adapun utang itu paling banyak digunakan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Berikut rincian utang luar negeri pemerintah Indonesia berdasarkan sektor pada Oktober 2023, diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil:
- Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial: US$44,1 miliar
- Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib: US$34 miliar
- Jasa Pendidikan: US$30,9 miliar
- Konstruksi: US$26,2 miliar
- Jasa Keuangan dan Asuransi: US$18,6 miliar
- Transportasi dan Pergudangan: US$10,7 miliar
- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan: US$9,1 miliar
- Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang: US$5,2 miliar
- Pengadaan Listrik dan Gas: US$3 miliar
- Jasa Lainnya: US$2,2 miliar
- Informasi dan Komunikasi: US$716,8 juta
- Pertambangan dan Penggalian: US$341 juta
- Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor: US$36,4 juta
- Industri Pengolahan: US$5,9 juta
- Jasa Perusahaan: US$2,8 juta
- Penyediaan akomodasi dan makan minum: tidak ada utang
- Real Estat: tidak ada utang
(Baca: Rasio Utang Pemerintah Indonesia Tergolong Rendah di ASEAN)