Sri Lanka sedang dilanda kerusuhan besar akibat krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda negerinya.
Dilaporkan Reuters, ratusan warga Sri Lanka bentrok dengan aparat saat berunjuk rasa di dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, pada Kamis (31/3). Presiden Rajapaksa kemudian mendeklarasikan status darurat nasional pada Jumat (1/4).
Sebelum kerusuhan, pada 2020 Produk Domestik Bruto (PDB) Sri Lanka menempati urutan keempat terbesar di Asia Selatan dengan nilai US$80,67 miliar. Jumlah ini turun 3,95% dari PDB-nya pada 2019 yang berjumlah US$83,99 miliar.
Adapun India berada di posisi puncak Asia Selatan dengan nilai PDB mencapai US$2,66 triliun pada 2020. Diikuti Bangladesh dan Pakistan yang masing-masing sebanyak US$323,06 miliar dan US$262,6 miliar.
Pada 2020, Nepal berada di bawah Sri Lanka dengan PDB sebesar US$33,66 miliar, dan Afghanistan sebesar US$20,12 miliar.
Sementara PDB Maladewa dan Bhutan termasuk yang terendah di Asia Selatan, yakni masing-masing sebesar US$3,74 miliar dan US$2,31 miliar.
(Baca Juga: Krisis Ekonomi, Harga Beras di Sri Lanka Rp41 Ribu per Kg)