Pada kuartal I 2022, Papua Barat menjadi satu-satunya provinsi Indonesia yang mengalami kontraksi ekonomi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Papua Barat menurut besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku konstan (ADHK) 2010 mengalami kontraksi 1,01% pada kuartal I 2022 dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Sektor pertambangan dan industri pengolahan Papua Barat, yang masing-masingnya mengalami kontraksi sebesar 4,31% (yoy) dan 2,32% (yoy), menjadi salah satu pemicu pertumbuhan negatif di Bumi Cendrawasih tersebut.
(Baca: Sektor Pertambangan Terpuruk, Ekonomi Papua Barat Terkontraksi 1,76% pada Kuartal III 2021)
Provinsi dengan pertumbuhan terendah lainnya, namun tetap positif, adalah Sulawesi Barat yang tumbuh 0,93% (yoy) pada kuartal I 2022.
Diikuti Bali yang hanya tumbuh 1,46% (yoy), Nusa Tenggara Timur (NTT) tumbuh 1,62%, dan Kalimantan Timur tumbuh 1,85% (yoy).
Kemudian Kepulauan Riau mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,83% (yoy), DI Yogyakarta tumbuh 2,91% (yoy), Lampung tumbuh 2,96% (yoy), Bengkulu tumbuh 3,03% (yoy), serta Gorontalo tumbuh 3,17% (yoy).
(Baca: Meski Ada Omicron, Ekonomi Jakarta Tumbuh Positif pada Kuartal I 2022)