Kementerian LHK Deteksi 79 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Kalimantan Barat (Selasa, 29 April 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 79 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 280 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (29/4/2025) pukul 11.50 WIB. Dari 79 titik panas terdeteksi, 2 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 71 titik skala sedang, dan 6 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Titik Panas Karhutla di Sumsel Bertambah pada Pertengahan Oktober 2023)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Barat sebanyak 19 titik. Kepulauan Bangka Belitung menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 8 titik. Jambi berada di posisi ketiga sebanyak 5 titik panas.
Sebanyak 5 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan menyusul dengan 5 titik panas, serta Jawa Tengah dan Sumatera Selatan masing-masing memiliki 5 dan 4 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Akibat Karhutla, ISPA Kalimantan Selatan Capai 189 Ribu Kasus per September 2023)