Presiden Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim sepakat bekerja sama melawan diskriminasi minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang dilakukan Uni Eropa.
Hal tersebut disampaikan PM Anwar Ibrahim dalam keterangan persnya, setelah ia bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (9/1/2023).
"Berkenaan isu diskriminasi minyak sawit oleh Uni Eropa, saya dan Bapak Presiden bersetuju supaya Malaysia dan Indonesia terus bekerja sama menangani diskriminasi minyak sawit di peringkat antarbangsa," ujar PM Anwar, dilansir Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Menurut laporan Indonesia for Global Justice (IGJ), parlemen Uni Eropa telah membuat kebijakan untuk mengurangi penggunaan dan impor minyak sawit, termasuk dari Indonesia dan Malaysia.
Pasalnya, Uni Eropa menilai industri sawit berperan meningkatkan deforestasi, degradasi habitat satwa, memicu korupsi, dan praktik bisnisnya kerap melanggar hak pekerja atau hak asasi manusia lainnya.
Namun, menurut PM Anwar, Uni Eropa melakukan diskriminasi yang tidak mencerminkan kelestarian industri minyak sawit, terutama di Malaysia dan Indonesia. Ia juga menilai sikap Uni Eropa bertentangan dengan komitmen perdagangan bebas.
Adapun berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia dan Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia.
USDA memproyeksikan produksi CPO Indonesia bisa mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023, dan produksi CPO Malaysia 18,8 juta MT.
Jika digabungkan, duo Indonesia-Malaysia menguasai 83% dari produksi CPO global, yang totalnya diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada periode 2022/2023.
Berikut rincian proyeksi produksi minyak sawit global musim 2022/2023 menurut USDA:
- Indonesia: 45.500.000 MT
- Malaysia: 18.800.000 MT
- Thailand: 3.260,.000 MT
- Colombia: 1.838.000 MT
- Nigeria: 1.400.000 MT
- Guatemala: 910.000 MT
- Papua New Guinea: 650.000 MT
- Honduras: 600.000 MT
- Cote d'Ivoire: 600.000 MT
- Brazil: 570.000 MT
- Ecuador: 470.000 MT
- Cameroon: 465.000 MT
- Congo (Kinshasa): 300.000 MT
- Ghana: 300.000 MT
- India: 291.000 MT
- Peru: 278.000 MT
- Costa Rica: 270.000 MT
- Mexico: 230.000 MT
- Philippines: 104.000 MT
- Sierra Leone: 75.000 MT
- Benin: 70.000 MT
- Angola: 55.000 MT
- Dominican Republic: 53.000
- Guinea: 50.000 MT
- Liberia: 45.000 MT
- Senegal: 14.000 MT
- Togo: 9.000 MT
- Venezuela: 8.000 MT
- Total produksi global: 77.215.000 MT
(Baca: Produksi Minyak Sawit RI Capai 45,12 Juta Ton pada 2022, Ini Provinsi dengan Produksi Terbesar)