Titik panas atau hotspot merupakan suatu area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan area sekitarnya yang dapat dideteksi oleh satelit untuk mengindikasikan lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Berdasarkan data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), dua dari enam provinsi yang masuk dalam prioritas penanganan karhutla di Indonesia mengalami kenaikan jumlah hotspot dalam sepekan terakhir.
"Dari 6 provinsi prioritas, hanya Kalteng (Kalimantan Tengah) dan Kalbar (Kalimantan Barat) yang agak naik jumlah hotspot-nya," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran di kanal YouTube resmi BNPB, Selasa (10/10/2023).
Sementara empat provinsi lainnya, yakni Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Riau tercatat mengalami penurunan jumlah hotspot pada awal Oktober 2023.
BNPB mencatat, jumlah hotspot di Kalimantan Tengah pada 1-7 Oktober 2023 mencapai 30.792 titik. Jumlahnya naik 18,7% dari jumlah hotspot pada periode 25-30 September 2023 yang sebanyak 25.950 titik.
Dengan begitu, Kalimantan Tengah masih menjadi provinsi dengan jumlah hotspot terbanyak dari keenam provinsi prioritas penanganan karhutla lainnya.
Sedangkan jumlah hotspot di Kalimantan Barat pada akhir September 2023 ditemukan sebanyak 17.141 titik. Lalu jumlahnya naik 22,6% menjadi 14.439 titik pada awal Oktober 2023.
Menurut Abdul, puncak hotspot terjadi pada pekan terakhir September 2023. Sementara pada pekan pertama Oktober, beberapa daerah mulai diguyur hujan, sehingga jumlah hotspot di beberapa wilayah mengalami penurunan.
"Jadi, meskipun di beberapa tempat (api) masih menyala, tapi keberadaan hujan di beberapa tempat yang cukup intens dalam mereduksi titik api dan cakupan terbakar," jelasnya.
Adapun secara kumulatif, jumlah hotspot dari keenam provinsi ini mencapai 60.367 titik pada awal Oktober ini. Jumlahnya terekam turun 5,4% dari pekan sebelumnya.
(Baca juga: Ada 3 Ribu Bencana di Indonesia sampai Awal Oktober 2023, Banjir Terbanyak)