Minyak goreng menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia untuk mengolah makanan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kota dan kabupaten di Papua tercatat menjadi daerah dengan rata-rata pengeluaran untuk minyak goreng per kapita tertinggi dalam satu pekan.
Dari 10 kota dan kabupaten dengan pengeluaran untuk minyak goreng per kapita tertinggi, delapan kota dari kota dan kabupaten di Papua, satu di Papua Barat dan satu lainnya di Kepulauan Riau.
Pasalnya, distribusi minyak goreng ke wilayah timur dan barat Indonesia itu memerlukan ongkos logistik yang mahal. Tercatat, pengeluaran penduduk di Intan Jaya untuk minyak goreng menjadi yang tertinggi mencapai Rp9.705 per orang per minggu pada tahun 2021, lebih tinggi 11,01% dari tahun sebelumnya.
Dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3 sampai 4 orang, pengeluaran minyak goreng mencapai kira-kira Rp41.731 per rumah tangga per pekan.
(Baca: Jokowi Beri BLT Minyak Goreng Rp 300 Ribu, Siapa Saja Penerimanya?)
Lanny Jaya mencatat pengeluaran minyak goreng terbesar kedua, disusul Yalimo, Nduga, Tolikara, Jayawijaya, Waropen, Kepulauan Anambas, Teluk Bintuni dan Kepulauan Yapen.
Pemerintah berencana memberikan bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp300 ribu pada bulan ini kepada 20,5 juta penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), serta 2,5 juta pedagang. BLT ini bertujuan untuk membantu penerimanya membeli minyak goreng yang harganya masih tinggi.