Menurut laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), realisasi penyaluran BBM bersubsidi jenis Pertalite dan solar sudah melampaui 50% dari kuota sejak awal tahun sampai 20 Juni 2022.
Rinciannya, penyaluran Pertalite sudah mencapai sekitar 13,26 juta kiloliter (KL) atau 57,56% dari total kuota tahun 2022.
Sedangkan penyaluran solar bersubsidi sudah mencapai sekitar 7,73 juta KL atau 51,24% dari total kuota tahun ini.
Dengan kondisi tersebut, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman memprediksi kuota BBM bersubsidi bisa habis dalam beberapa bulan mendatang.
"Jika tidak dilakukan pengendalian, kita akan menghadapi (BBM) subsidi habis antara Oktober dan November 2022, dan di akhir 2022 penyalurannya di atas kuota,” ujar Saleh, seperti dilansir Katadata.co.id, Kamis (30/6/2022).
"Dari sisi pengendalian, konsumen yang berhak menerima subsidi solar itu sudah diatur secara lengkap di Perpres No.191 Tahun 2014, misalnya transportasi, mobil pelat hitam, pelat kuning, perikanan, pertanian hingga 2 hektare, pelayanan umum dan sebagainya. Mobil BUMN, mobil dinas tidak disebutkan di situ," papar Saleh.
Saleh menegaskan BPH Migas sudah memiliki aturan yang menetapkan volume maksimal pembelian BBM bersubsidi untuk konsumen, yakni maksimal 60 liter/hari untuk mobil kendaraan pribadi, 80 liter/hari untuk mobil barang dan penumpang, dan 200 liter/hari untuk kendaraan roda enam ke atas.
Mulai 1 Juli 2022, pembeli BBM jenis Pertalite dan solar subsidi juga harus mendaftar ke situs atau aplikasi MyPertamina. Dengan begitu, hanya konsumen terdaftar yang bisa membeli kedua jenis BBM tersebut.
(Baca Juga: Sekitar 9 Ribu Kiloliter BBM Subsidi Salah Sasaran pada 2021)