International Energy Agency (IEA) memproyeksikan investasi global untuk rantai pasokan bahan bakar energi fosil akan meningkat pada 2022.
Hal ini dipaparkan IEA dalam laporan terbarunya World Energy Investment 2022 yang dirilis Rabu (22/6/2022).
"Investasi bahan bakar fosil mengalami tren naik, tapi masih lebih rendah 30% dibanding sebelum penandatanganan Perjanjian Paris (tahun 2015)," jelas IEA dalam laporannya.
Menurut IEA, peningkatan investasi ini salah satunya didorong oleh keinginan global untuk melepas ketergantungan pada pasokan energi fosil Rusia, sekaligus untuk meredam ketegangan pasar dalam jangka pendek.
IEA memproyeksikan investasi global untuk rantai pasokan batu bara akan meningkat 10% pada 2022 dibanding tahun lalu.
"Peningkatan ini dipimpin oleh Cina dan India, pemain dominan di pasar batu bara global," jelas IEA.
Sedangkan di sektor minyak dan gas bumi (migas), peningkatan investasi dipimpin oleh perusahaan migas negara-negara di Timur Tengah dan Rusia.
"Saudi Aramco dan ADNOC telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan investasi sekitar 15%-30% pada tahun 2022," jelas IEA.
"Perusahaan Rusia, yang dipimpin oleh Rosneft, juga mengumumkan kenaikan investasi yang signifikan untuk tahun 2022, namun mereka masih mempertimbangkan nilai investasi dengan adanya sanksi internasional dan pembatasan akses ke pasar negara-negara Barat," lanjutnya.
IEA mencatat perusahaan migas dari Amerika Serikat (AS) juga berencana menaikkan investasi hingga 30% pada tahun ini.
Sedangkan nilai investasi dari kawasan Eropa tidak berubah signifikan dibanding tahun lalu, meskipun mereka akan menaikkan konsumsi batu bara sepanjang tahun ini.
"Dalam situasi sekarang di mana harga komoditas tinggi dan persediaan langka, investasi difokuskan pada proyek yang dapat menghasilkan volume (bahan bakar) dalam waktu cepat," pungkas IEA.
(Baca Juga: Tren Investasi Hulu Migas Global Menurun, Ini Rinciannya)