Pemerintah Indonesia berencana mewajibkan pencampuran 10% etanol ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
"Kemarin malam sudah kami rapat dengan Bapak Presiden. Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10 persen etanol," kata Bahlil, diberitakan CNNIndonesia.com (7/10/2025).
"Dengan demikian, kita akan campur bensin kita dengan etanol. Tujuannya apa, agar tidak kita impor banyak dan untuk membuat minyak yang bersih, yang ramah lingkungan," ujarnya.
Bahlil memperkirakan, kewajiban mencampur bensin dengan etanol di Indonesia akan berlaku 2-3 tahun ke depan, atau sekitar tahun 2027-2028.
"Jadi kita harus hitung baik-baik dulu," kata Bahlil.
(Baca: RI Mau Campur BBM dengan Etanol, tapi Produksi Masih Minim)
Adapun pemanfaatan etanol sebagai bahan bakar sudah dilakukan di berbagai negara sejak bertahun-tahun lalu.
Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), praktik ini paling banyak dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
Pada tahun 2018, AS sudah mengonsumsi 14,4 miliar galon etanol untuk bahan bakar atau campuran BBM.
Negara lain yang sudah melakukan hal serupa pada 2018 adalah Brasil, China, Kanada, India, Thailand, Jerman, Argentina, Prancis, Jepang, dan Inggris Raya, dengan volume konsumsi etanol seperti terlihat pada grafik.
Negara-negara tersebut memiliki kebijakan pencampuran etanol dengan BBM dalam porsi yang berbeda-beda.
Pada 2018, AS sudah mencampur bensinnya dengan 10% etanol. Sedangkan Brasil, saat itu porsi campuran etanolnya mencapai 50%.
"Di sebagian besar negara pengguna bahan bakar etanol, kebijakan ini biasanya memiliki dua tujuan: mengurangi emisi dan mendukung industri pertanian dalam negeri," kata USDA dalam laporan Global Demand for Fuel Ethanol Through 2030.
"Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan etanol juga telah meluas sebagai bahan campuran yang ekonomis untuk menghasilkan bensin dengan kualitas yang lebih tinggi," kata USDA.
(Baca: AS, Negara Produsen Etanol Terbesar Global pada 2023)