Berdasarkan data Renewable Fuels Association (RFA), Amerika Serikat (AS) merupakan negara produsen etanol terbesar.
Pada 2023, AS memproduksi etanol 15,55 miliar galon, setara 53% dari total produksi global.
Kemudian di urutan kedua ada Brasil, dengan volume produksi etanol 8,26 miliar galon, setara 28% dari total produksi global.
Sedangkan produksi etanol dari negara-negara lainnya jauh lebih kecil, seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Daftar Negara yang Pakai BBM Campur Etanol, AS Terdepan)
Menurut RFA, produksi etanol AS tak hanya digunakan untuk keperluan dalam negeri, tapi juga dijual ke negara-negara lain.
Pada 2023, AS paling banyak mengekspor etanol ke Kanada, Inggris Raya, Uni Eropa, Korea Selatan, dan India.
Etanol AS ini digunakan sebagai campuran untuk bahan bakar minyak (BBM), supaya emisinya lebih rendah dan lebih ramah lingkungan.
"Komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara terus menciptakan peluang pasar bagi etanol AS di skala global," kata RFA dalam laporannya.
"Hampir separuh ekspor etanol AS dikirim ke Kanada. Pengiriman ini membantu memenuhi naiknya permintaan, yang didorong oleh peraturan baru Kanada tentang bahan bakar bersih, yang mensyaratkan pencampuran etanol dengan kadar lebih tinggi," kata mereka.
(Baca: RI Mau Campur BBM dengan Etanol, tapi Produksi Masih Minim)