Sejak beberapa tahun belakangan Indonesia rutin memproduksi biodiesel dari minyak kelapa sawit.
Selain dikonsumsi sebagai bahan bakar alternatif dalam negeri, produksi biodiesel juga digunakan untuk kebutuhan ekspor.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang 2021 volume ekspor biodiesel Indonesia mencapai 180,75 ribu ton dengan nilai total US$191,99 juta.
Rincian produk, volume, serta nilai ekspor biodiesel Indonesia pada 2021 adalah sebagai berikut:
- Biodiesel tidak mengandung minyak bumi; kandungan alkil >98% (HS 38260022) seberat 114,11 ribu ton senilai US$122,2 juta.
- Biodiesel tidak mengandung minyak bumi; kandungan alkil ≥96,5%-98% (HS 38260021) seberat 57,33 ribu ton senilai US$ 63,45 juta.
- Biodiesel tidak mengandung minyak bumi; kandungan alkil <96,5% (HS 38260029) seberat 6,29 ribu ton dengan nilai US$ 4,3 juta.
- Biodiesel dan campurannya, mengandung minyak bumi; <70% (HS 38260090) seberat 3,02 ribu ton dengan nilai US$2,05 juta.
Selain biodiesel, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan berbagai produk turunannya menjadi komoditas unggulan ekspor nonmigas nasional.
Sepanjang 2021 volume ekspor CPO Indonesia mencapai 28,9 juta ton dengan nilai US$28,52 miliar.
Adapun tujuan ekspor CPO Indonesia terbesar adalah ke Tiongkok dengan volume mencapai 4,7 juta ton. Diikuti India yang mencapai 3,03 juta ton, Pakistan 2,66 juta ton, serta Amerika Serikat 1,64 juta ton.
(Baca: Produksi Biodiesel 2025 Ditarget Capai 11,6 Juta Kl)