Energi hijau merupakan bagian dari energi terbarukan. Energi ini didefinisikan sebagai listrik yang dihasilkan dari matahari, angin, panas bumi, biogas, biomassa yang memberikan manfaat lingkungan. Sebagaian perusahaan asal Amerika Serikat kini sudah memanfaatkan energi hijau. Estee Lauder Companies Inc. merupakan perusahaan yang menggunakan energi hijau dengan persentase tertinggi.
Berdasarkan data dari Enviromental Protection Agency (EPA), penggunaan energi hijau tahunan di perusahaan yang menghasilkan produk perawatan kulit, kosmetik, parfum, dan perawatan rambut itu mencapai 91,84 juta kWh (Kilowatt-hour). Angka itu setara dengan 139% penggunaan energi hijau dari total penggunaan listrik perusahaan.
Di posisi kedua ada perusahaan bernama Voya Financial yang penggunaan energi hijau mencapai 120%. Disusul oleh Bank of New York Mellon dan Sephora yang penggunaan energi hijaunya masing-masing mencapai 113% dan 112%.
Selanjutnya ada Bank of Amerika dengan persentase penggunaan energi hijau mencapai 109%. Kemudian Church & Dwight Co. dan Google LLC menghasilkan persentase pengggunaan energi hijau masing-masing 107% dan 106%.
Indonesia sendiri akan membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara. Menurut Presiden Joko Widodo, kawasan ini memanfaatkan energi hijau sebagai sumber energi penggerak industri, serta industri yang ada di dalamnya pun akan menghasilkan energi baru terbarukan (EBT). Pembangunan kawasan industri hijau ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengejar target penurunan emisi karbon.
(Baca: Kapasitas Energi Terbarukan Dunia Terus Bertambah)