Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), angka kelaparan di Indonesia sudah berkurang signifikan dalam dua dekade terakhir.
FAO mengestimasikan pada 2002 ada sekitar 41,2 juta orang atau 19% penduduk Indonesia yang mengalami kelaparan. Kemudian pada 2022 jumlahnya turun menjadi 16,2 juta orang atau 5,9% dari total populasi nasional.
(Baca: Angka Kelaparan Global Masih Tinggi pada 2022, Target SDGs Sulit Tercapai)
Kendati ada perbaikan, prevalensi atau persentase penduduk yang kelaparan di Indonesia masih tergolong tinggi di skala Asia Tenggara.
Berdasarkan data FAO, pada 2022 persentase penduduk kelaparan di Malaysia hanya 2,7% dan Myanmar 3,8%.
Kemudian prevalensi kelaparan di Laos 4,7%, Kamboja 4,8%, Vietnam 5%, Thailand 5,2%, dan Filipina 5,2%.
Satu-satunya negara Asia Tenggara yang memiliki prevalensi kelaparan lebih buruk dari Indonesia adalah Timor Leste, yakni 22,3%. Sementara, data Singapura dan Brunei Darussalam tidak tersedia.
Menurut definisi dari FAO, kelaparan adalah kondisi seseorang yang asupan makanannya tidak memenuhi standar energi untuk hidup normal, aktif, dan sehat.
FAO lantas mengukur angka kelaparan berdasarkan data prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment) dari setiap negara.
Adapun angka kelaparan yang tercatat dalam basis data FAO merupakan rata-rata per tiga tahun terakhir (3-years average).
Artinya, data 2002 merupakan rata-rata dari angka kelaparan periode 2000-2002. Kemudian data 2003 merupakan rata-rata dari periode 2001-2003, dan seterusnya.
(Baca: 10 Kabupaten dengan Ketahanan Pangan Terendah, Semuanya di Papua)