Menurut laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp132,2 triliun pada Mei 2022.
Angka ini naik 160,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Mei 2021 yang defisit Rp219,2 triliun.
“Ini merupakan pembalikan yang luar biasa dari kondisi fiskal kita,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/6/2022).
Surplus APBN tersebut setara 0,74% dari produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, keseimbangan primer juga melanjutkan surplus sebesar Rp298,9 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, surplus APBN hingga bulan kelima tahun ini didorong oleh pendapatan negara yang tumbuh 47,3% (yoy) menjadi Rp1.070,4 triliun. Pendapatan negara hingga akhir Mei 2022 bahkan telah mencapai 58% dari target APBN tahun ini.
Rinciannya, penerimaan pajak mencapai Rp705,8 triliun atau naik 53,6% (yoy). Kemudian penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 41,3% (yoy) menjadi Rp140,3 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp224,1 triliun atau tumbuh 33,7% (yoy).
Adapun belanja negara justru terkontraksi 0,8% (yoy). Total belanja negara hingga akhir Mei 2022 mencapai Rp938,2 triliun atau 34,6% dari target.
Secara rinci, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp653,9 triliun atau tumbuh 1% (yoy). Sementara itu, realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp284,3 triliun atau mengalami penurunan 4,6% (yoy).
Dengan kinerja APBN yang masih mencetak surplus, realisasi pembiayaan anggaran dapat ditekan hingga turun 73,2% (yoy). Total realisasi pembiayaan anggaran di lima bulan pertama tahun ini sebesar Rp83,3 triliun atau belum mencapai 10% dari target.
(Baca: Realisasi APBN Surplus Rp103,1 Triliun hingga April 2022)