Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama perekonomian Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021 mencapai Rp16,97 kuadriliun. Adapun konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar Rp9,24 kuadriliun. Porsinya mencapai 54,42% atau lebih dari separuh PDB nasional.
Selama periode 2010-2021 konsumsi rumah tangga mencatatkan kontribusi paling besar pada tahun awal pandemi, yakni sebesar 57,65% pada 2020.
Adapun PDB Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai Rp4,92 kuadriliun, dengan kontribusi dari konsumsi rumah tangga sebesar Rp2,53 kuadriliun (51,47%). Turunnya kontribusi konsumsi masyarakat ini dipicu oleh meningkatnya kontribusi ekspor yang mencapai 24,6% pada kuartal II 2022, dibanding kontribusi ekspor pada 2021 yang hanya sebesar 21,456% dari total PDB.
Besarnya kontribusi konsumsi masyarakat menjadi salah satu alasan mengapa perekonomian Indonesia tetap tumbuh 5,23% pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 (cumulative to cumulative/c-to-c). Sementara banyak negara lain mulai terancam resesi akibat kenaikan harga pangan dan energi pada periode sama.
Berikut rincian kontribusi PDB menurut kelompok pengeluaran pada kuartal II 2022:
- Konsumsi rumah tangga: 51,47%
- Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT): 1,17%
- Konsumsi Pemerintah: 6,94%
- Perubahan inventori: 2,06%
- Ekspor barang dan jasa: 24,68%
- Dikurangi impor barang dan jasa: 20,5%
- Diskrepansi statistik: 6,87%
(Baca: Selama 2021, Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Tumbuh 2,02%)