Indonesia memproduksi 639,9 ribu ton oksigen setiap tahun yang berasal dari beberapa perusahaan. Namun, jumlah tersebut baru setara dengan 74% dari kapasitas produksi maksimal yang jumlahnya sebesar 866 ribu ton per tahun.
Rinciannya, Samator Group kini mampu memproduksi 318,7 ribu ton oksigen setiap tahun, yang terdiri dari 143,4 ribu ton untuk industri dan 175,3 ribu ton untuk medis. Jumlah tersebut baru mencapai 75% dari kapasitas maksimal 425 ribu ton.
Linde Indonesia juga baru memproduksi 75% dari total kapasitasnya, yakni 93,7 ribu ton dari maksimal 125 ribu ton. Lalu, Air Liquid Indonesia dan Air Product Indonesia memiliki jumlah produksi 91,2 ribu ton dan 85,5 ribu ton dari kapasitas tertinggi 114 ribu ton.
(Baca: Indonesia Butuh 83,8 Ribu Silinder Oksigen untuk Penanganan Covid-19)
Ada juga perusahaan lainnya yang punya kemampuan produksi di bawah 100 ribu ton per tahun. Misalnya, Gresik Gases Indonesia sebanyak 23 ribu ton dan Iwatani Industrial Gas Indonesia 10 ribu ton. Jumlah itu pun sudah mencapai kapasitas maksimal (100%) kedua perusahaan.
Sedangkan, produksi oksigen di DSS dan perusahaan lainnya tercatat masih rendah dibandingkan kapasitas tertingginya. Produksi DSS hanya sebesar 30% dari total 34 ribu ton. Kemudian, sebanyak 36% di perusahaan lainnya dari total 21 ribu ton.