Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2018 tumbuh 5,3 persen, lebih tinggi dari proyeksi 2017 sebesar 5,1 persen. Proyeksi tersebut selaras dengan perkiraan dari beberapa lembaga lain sebesar 5,3 persen dan di bawahtarget pemerintah dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen.
Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander mengingatkan bahwa tahun depan Indonesia memiliki empat risiko dari faktor domestik. Pertama, memasuki tahun politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Kedua, kehilangan momentum reformasi struktural akiba kurang maksimalnya implementasi. Ketiga, rendahnya penerimaan pajak akibat reformasi perpajakan, serta keempat adalah naiknya harga minyak dunia yang dapat memengaruhi stabilitas harga-harga lainnya.
Dari faktor global yang dapat memengaruhi perekonomian domestik adalah, kebijakan moneter di beberapa negara maju, terutama bank sentral Amerika (The Federal Reserve). Kemudian ekonomi Tiongkok yang berpotensi mengalami tekanan dan dapat berdampak ke Indonesia, lalu ketidakpastian tren harga komoditas, dan risiko geopolitikal.