Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Maret 2024 terdapat 25,22 juta penduduk miskin di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 11,64 juta orang di antaranya adalah penduduk perkotaan.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 mencapai 7,09%, turun dibanding Maret 2023 yang sebesar 7,29%.
Adapun garis kemiskinan nasional pada periode Maret 2024 mencapai Rp582.932 per kapita per bulan, sedangkan garis kemiskinan di perkotaan Rp601.871 per kapita per bulan.
Menurut BPS, ada dua komponen yang mempengaruhi garis kemiskinan, yaitu komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.
Komoditas makanan menjadi penyumbang utama garis kemiskinan di perkotaan dengan kontribusi 73,34%.
Adapun beras menjadi komoditas makanan penyumbang garis kemiskinan tertinggi di perkotaan dengan kontribusi 21,84%.
Berikutnya ada rokok kretek filter yang berkontribusi 11,56%, daging ayam ras 4,25%, telur ayam ras 4,21%, hingga mie instan 2,41%. Sisanya, terlampir pada grafik.
Di sisi lain, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan adalah perumahan (8,64%), bensin (4,13%), dan listrik (3,09%).
(Baca: Beras, Penyumbang Deflasi Bulanan Terbesar Mei 2024)