International Monetary Fund (IMF) meramalkan bahwa tahun 2022 akan menjadi tahun yang cukup sulit. Namun, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melampaui negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dalam World Economic Outlook Update edisi Januari 2022, IMF memprediksi negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS) dan China akan mengalami perlambatan ekonomi, yang kemudian akan turut melemahkan pertumbuhan ekonomi global dari level 5,9% di tahun 2021 menjadi 4,4% di tahun 2022.
IMF memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS akan melemah dari 5,6% di tahun 2021 menjadi 4% di tahun 2022. Menurut IMF, hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian pengesahan kebijakan fiskal pemerintah AS yang disebut 'Build Back Better', adanya penarikan awal akomodasi moneter, serta gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan.
PDB China juga diprediksi melemah dari 8,1% di tahun 2021 menjadi 4,8% di tahun 2022 karena adanya krisis di sektor perumahan, pembatasan mobilitas warga terkait Covid-19, serta tingkat konsumsi swasta yang rendah.
Namun, di tengah situasi ini PDB Indonesia justru diproyeksikan mampu tumbuh dari 3,3% di tahun 2021 menjadi 5,6% di tahun 2022.
Dalam World Economic Outlook Update, IMF tidak menjelaskan secara spesifik faktor-faktor apa saja yang berpeluang menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF hanya memberi catatan bahwa selama setahun ke depan negara-negara perlu mewaspadai gangguan ekonomi akibat penyebaran Covid-19 varian Omicron, gangguan rantai pasokan, volatilitas harga energi, inflasi, ketegangan geopolitik, serta ancaman bencana alam terkait perubahan iklim.
(Baca: 10 Negara dengan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di 2022)