Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 tumbuh 5,17% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding capaian kuartal I 2023 yang sebesar 5,04% (yoy).
Di balik perhitungan statistik itu, sebenarnya apa indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibayangkan warga RI?
Praxis, agensi public relations dan riset, menghimpun persepsi responden Indonesia terkait indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam kuisioner yang dilampirkan, responden memilih tiga jawaban.
Banyaknya ketersediaan lapangan pekerja jadi indikator paling penting dalam menggambarkan pertumbuhan ekonomi, yang dipilih oleh mayoritas atau 73,29% responden.
Indikator terpenting kedua adalah mudahnya akses ke layanan dasar, yang dipilih 71,84%. Praxis menjelaskan, layanan dasar ini berupa akses pendidikan, transportasi, kesehatan, air bersih, dan sanitasi.
Ketiga adalah murahnya harga bahan bakar minyak (bbm) dan bahan pokok, yang dipilih 51,17% responden.
Keempat, berkembangnya indeks pembangunan manusia, yang dijawab oleh 47,11% responden.
Praxis menyebut, indeks pembangunan manusia atau IPM ini meliputi masyarakat hidup sehat dan berumur panjang dengan standar hidup yang layak.
Kelima adalah bertumbuhnya investasi, yang dipilih 31,59% responden. Investasi yang dimaksud berupa penanaman modal yang mendukung program pembangunan di berbagai sektor.
Terakhir, meningkatnya perdagangan internasional, yang dipilih oleh 25% responden. Praxis menjelaskan, perdagangan internasional meliputi tukar-menukar barang dan jasa yang saling menguntungkan antarnegara.
Survei ini melibatkan 1.108 responden yang tersebar di 12 provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, Sumatra Selatan, Lampung, Riau, dan Sulawesi Selatan.
Adapun proporsi responden perempuan sebanyak 62,45% dan laki-laki 37,55%.
Survei dilakukan pada 14-17 Juli 2023, dengan metodologi proporsional multistage random sampling. Toleransi kesalahan atau margin of error sekira 2,5% dengan tingkat kepercayaan 90%.
(Baca juga: Survei Praxis: Banyak Warga RI Tidak Puas dengan Tingkat Kesetaraan Ekonomi Saat Ini)