Indonesia merupakan negara penerima investasi hijau terbesar di Asia Tenggara pada 2023.
Hal ini tercatat dalam Southeast Asia’s Green Economy 2024 Report, laporan kolaborasi dari Bain & Company, GenZero, Standard Chartered, dan Temasek.
Investasi hijau merupakan aktivitas penanaman modal di sektor-sektor berkelanjutan, yakni sektor yang memberi manfaat jangka panjang untuk ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Menurut laporan Bain & Company, aliran investasi hijau ke Indonesia sepanjang 2023 mencapai hampir US$1,6 miliar, tumbuh sekitar 28% dibanding tahun sebelumnya.
Modal yang diterima Indonesia itu paling besar dibanding negara-negara tetangga, setara 25% dari total investasi hijau di Asia Tenggara.
Aliran investasi hijau terbagi ke beragam sektor seperti pengembangan energi terbarukan, pengolahan limbah dan daur ulang, transportasi ramah lingkungan, konservasi lahan, sampai pertanian berkelanjutan.
Adapun salah satu proyek di Indonesia yang disoroti Bain & Company terkait dengan sektor kendaraan listrik.
"Pada 2023, Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi/LPI) menginisiasi EV Ecosystem Fund bersama produsen baterai China, dengan nilai total kesepakatan di atas US$15 miliar sejak 2020 untuk mendukung industri baterai dan kendaraan listrik," kata Bain & Company dalam laporannya.
(Baca: Aliran Investasi Hijau di Asia Tenggara Menguat pada 2023)