Saat awal pandemi melanda ada banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang terpaksa menghentikan bisnis akibat pembatasan kegiatan sosial.
Namun, seiring dengan pandemi yang mereda, saat ini UKM menghadapi tantangan yang berbeda.
"Ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina, krisis energi, hiperinflasi, ditambah dengan adanya permintaan untuk inovasi berkelanjutan, perubahan iklim, perkembangan teknologi yang pesat, serta perubahan sosial, semuanya memunculkan tantangan baru," kata World Economic Forum (WEF) dalam laporan Future Readiness of SMEs and Mid-Sized Companies edisi November 2022.
"Semua tantangan itu akan bertahan untuk periode yang tidak terduga dan akan terus berdampak pada perusahaan yang kurang tangguh," lanjutnya.
Menurut survei WEF, mayoritas UKM di skala global merasa tantangan terbesar mereka saat ini adalah mempertahankan usaha dan ekspansi bisnis (67%).
Tantangan terbesar lainnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (48%), menguatkan budaya perusahaan (34%), serta pemanfaatan teknologi dan inovasi (25%).
Ada juga UKM yang menghadapi tantangan pendanaan (24%) serta tantangan kebijakan pemerintah seperti tingkat pajak, suku bunga, dan sebagainya (22%).
Secara umum, WEF menemukan kondisi UKM global saat ini kurang tangguh karena keterbatasan modal, infrastruktur, dan kurang tenaga kerja terampil.
Namun, UKM dinilai lebih unggul dibanding perusahaan besar karena memiliki saluran komunikasi langsung antara departemen dan pimpinannya.
"Hal ini memungkinkan mereka bereaksi lebih efektif, lebih cepat, dan lincah dalam mengubah strategi bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan lebih baik," kata WEF.
"Kami mendorong ekosistem pembuat kebijakan, investor, dan pemangku kepentingan yang lebih luas untuk membantu meningkatkan kapasitas UKM agar mereka bisa berkembang serta berdampak positif bagi ekonomi dan lingkungan," katanya lagi.
Survei ini dilakukan WEF terhadap 800 UKM yang tersebar di berbagai negara. Kriteria usaha kecil menurut WEF adalah perusahaan dengan jumlah pekerja kurang dari 49 orang, serta pendapatan usaha tahunan di bawah US$5 juta.
Kemudian usaha menengah memiliki pekerja antara 50-250 orang dan/atau memiliki pendapatan usaha tahunan di bawah US$50 juta.
UKM yang disurvei berasal dari 21 sektor usaha meliputi jasa keuangan, layanan pendidikan, pertanian, konstruksi, perdagangan, dan lain-lainnya.
(Baca: Banyak UMKM Belum Bisa Bisnis Online, Ini Kendala Utamanya)