Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, lokapasar atau e-commerce menjadi pendorong utama ekonomi digital Indonesia pada 2021. Ini tecermin dari nilai gross merchandise value (GMV) sektor tersebut yang diperkirakan sebesar US$ 53 miliar.
Tingkat pertumbuhan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) nilai GMV sektor e-commerce tercatat sebesar 52% pada 2021. Angka tersebut juga merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor digital lainnya.
Layanan transportasi dan antar makanan berada di posisi kedua dengan nilai GMV sebesar US$ 6,9 miliar pada 2021. CAGR dari sektor ini tercatat sebesar 36%.
Kemudian, nilai GMV media daring diperkirakan sebesar US$ 6,4 miliar dengan CAGR 48% pada tahun ini. Sementara, agen perjalanan daring memiliki nilai GMV terendah di antara sektor lainnya, yakni US$ 3,4 miliar dengan CAGR 29%.
Secara umum, nilai GMV ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 70 miliar dengan CAGR sebesar 49% pada tahun ini. Laporan ini menjelaskan, tingginya nilai GMV tahun ini mengindikasikan prospek yang optimis pada ekonomi digital Indonesia.
(Baca: Pengguna Bank Digital di Indonesia Diproyeksi Capai 748 Juta pada 2026)