Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, total nilai ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai US$20,52 miliar, turun 8,06% dibanding Januari 2023 (year-on-year/yoy).
Penurunan kinerja ekspor ini terjadi baik di sektor migas maupun nonmigas.
Pada Januari 2024, nilai ekspor nonmigas Indonesia turun 8,20% (yoy) menjadi US$19,13 miliar.
Penurunan ekspor nonmigas terjadi di kelompok barang bahan bakar mineral; lemak dan minyak hewani/nabati; mesin dan perlengkapan elektrik; kendaraan dan bagiannya; logam mulia dan perhiasan; mesin dan peralatan mekanis; alas kaki; serta produk kimia.
Kemudian nilai ekspor migas turun 6,07% (yoy) menjadi US$1,39 miliar. Hal ini dipicu ekspor hasil minyak yang merosot 24,59% (yoy), dan ekspor gas melemah 4,19% (yoy).
Berdasarkan provinsi asal barang, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2024 paling banyak berasal dari Jawa Barat (US$2,95 miliar), Kalimantan Timur (US$2,17 miliar), dan Jawa Timur (US$1,99 miliar).
Tiga provinsi tersebut berkontribusi 34,61% terhadap total nilai ekspor nasional awal tahun ini.
(Baca: Neraca Dagang Surplus Seiring Hilirisasi, Akankah Berlanjut Usai Pemilu 2024?)