Laju inflasi Amerika Serikat (AS) kembali melandai sehingga berhasil turun dalam dua bulan secara beruntun pada Agustus 2022.
Biro Statistik Ketenagakerjaan AS (BLS) melaporkan pada Agustus 2022 terjadi inflasi 0,1% (month to month/m-to-m). Dengan rincian, harga makanan mengalami iflasi 0,8% (m-to-m) sementara harga energi mengalami deflasi sebesar 5% (m-to-m).
Jika dibandingkan dengan Agustus 2021, laju inflasi AS mencapai 8,3% (year on year/yoy). Adapun harga makanan mengalami inflasi 11,4% (yoy), dengan rincian inflasi makanan rumah sebesar 11,4% (yoy) dan inflasi makanan luar rumah sebesar 13,5% (yoy).
Sementara, inflasi harga energi sebesar 23,8% (yoy), dengan rincian inflasi harga komoditas energi sebesar 27,1% (yoy) dan inflasi layanan energi sebesar 19,8% (yoy).
Tingginya inflasi tersebut membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengambil kebijakan melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga acuannya hingga ke kisaran 2,25-2,5%.
Dengan inflasi yang masih tinggi tersebut membuat The Fed masih berpeluang untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur berikutnya yang dijadwalkan pada 20-21 September 2022. Sebab inflasi saat ini masih jauh di atas target yang sebesar 2%.
Sebelumnya, inflasi AS sempat menyentuh level tertingginya dalam 4 dekade terakhir ke level 9,1% (yoy) pada Juni 2022. Naiknya harga komoditas energi dan pangan dunia imbas dari invasi Rusia ke Ukraina telah memicu inflasi tinggi di banyak negara, termasuk Amerika.
(baca: Inflasi AS Juni 2022 Capai Level Tertinggi dalam 41 Tahun Terakhir)