Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia triwulan IV 2018 kian melebar dibanding triwulan sebelumnya. Data Neraca Pembayaran Indonesia mencatat neraca transaksi berjalan dalam tiga bulan terakhir tahun lalu defisit US$ 9,15 miliar atau Rp 132 triliun dengan kurs Rp 14.148/dolar Amerika Serikat. Jumlah tersebut setara dengan 3,57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2018 merupakan yang terburuk sejak triwulan III 2014, baik secara nominal maupun rasio persentase terhadap PDB. Memburuknya kinerja perdagangan seiring tingginya permintaan impor dan melambatnya ekspor membuat defisit transaksi perdagangan barang semakin dalam. Selain itu, tetap tingginya defisit transaksi pendapatan primer juga turut menekan neraca transaksi berjalan sepanjang tahun lalu.
Alhasil, sepanjang 2018 neraca transaksi berjalan melonjak hampir dua kali lipat menjadi US$ 31,06 miliar atau Rp 450 triliun atau sebesar 2,98% terhadap PDB. Tahun sebelumnya, defisit transaksi berjalan hanya US$ 16,2 miliar.