Meski ada banyak ramalan suram tentang ekonomi dunia, para pimpinan perusahaan tampaknya masih cukup optimistis akan pertumbuhan bisnis sampai 2025.
Hal ini tercermin dalam laporan KPMG 2022 CEO Outlook yang dirilis organisasi akuntan internasional KPMG pada Oktober 2022.
Selama periode Juli-Agustus 2022 KPMG melakukan survei terhadap 1.325 orang Chief Executive Officer (CEO) atau pejabat eksekutif tertinggi perusahaan swasta yang tersebar di 11 negara, yakni Amerika Serikat, Australia, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Italia, Inggris, Jepang, dan Spanyol.
Survei dilakukan terhadap CEO dari perusahaan lintas sektor, mencakup manajemen aset, otomotif, ritel, energi, infrastuktur, asuransi, manufaktur, sampai teknologi dan telekomunikasi.
"Semua responden memiliki pendapatan lebih dari US$500 juta per tahun, dan sepertiga dari perusahaan yang disurvei memiliki pendapatan lebih dari US$10 miliar per tahun," jelas KPMG dalam laporannya.
Dari survei ini, KPMG menemukan optimisme CEO global sempat jatuh pada Agustus 2020, yakni setelah pandemi Covid-19 menghantam dunia.
Kemudian mulai tahun 2021 optimisme para CEO kembali menanjak, hingga mencapai level tertingginya 71% pada Agustus 2022 seperti terlihat pada grafik.
"Meski ada tantangan ekonomi dan geopolitik, optimisme akan ekonomi global tiga tahun ke depan meningkat," jelas KPMG.
Kendati demikian, KPMG juga menemukan bahwa mayoritas CEO meyakini akan terjadi resesi dalam waktu dekat.
"Hampir 9 dari 10 CEO percaya bahwa resesi akan terjadi dalam 12 bulan ke depan. Tapi, 3 dari 5 CEO merasa dampak resesi akan ringan dan mayoritasnya memiliki rencana untuk menghadapi kondisi tersebut," pungkas KPMG.
(Baca: Bank Dunia Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Stabil sampai 2023)