Singapura telah memasuki jurang resesi pada kuartal II 2020 sebagai dampak dari penerapan kebijakan Circuit Breaker atau kebijakan lockdown parsial pada 7 April hingga 1 Juni 2020. Estimasi awal pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Singapura tumbuh negatif 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sementara jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, terkontraksi hingga 41,2% (quartal on quartal/qoq).
Kemerosotan PDB Singapura tercermin dari penurunan industri manufaktur, konstruksi dan jasa. Secara tahunan, industri kontruksi tumbuh -54,7%, sedangkan industri jasa -13,6%. Sementara secara kuartalan, terjadi penurunan di semua sektor. Industri manufaktur -23,1%, konstruksi 95,6%, dan jasa 37,7%.
Sebagai informasi, estimasi awal PDB Singapura sebagian besar dihitung dari data dalam dua bulan pertama (April dan Mei 2020). Angka ini dapat direvisi kembali jika data pada kuartal tersebut tersedia lengkap.