Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia menurut besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5,09 kuadriliun pada kuartal III-2022.
Adapun menurut PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Indonesia tumbuh 1,81% menjadi Rp2,97 kuadriliun pada kuartal III-2022 dibanding kuartal sebelumya (quarter on quarter/q-on-q).
Dari sisi lapangan usaha, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 7,12%, diikuti sektor konstruksi sebesar 4,72%, serta pertambangandan penggalian sebesar 3,4%.
Sementara jika dibandingkan dengan kuartal III-2021, ekonomi nasional tumbuh 5,72% (year on year/y-on-y).
Dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 25,81% (y-on-y), diikuti penyediaan akomodasi dan makan minuman sebesar 17,83% (yoy), serta administrasi, pertahanan dan jaminan sosial wajib 12,42% (yoy).
Demikian pula hingga kuartal III 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative on cumulative/c-to-c).
Lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor transportasi dan pergudangan sebesar 20,97% (c-on-c), diikuti penyediaan akomodasi dan makan minums sebesar 11,29%, serta jasa lainnya sebesar 8,88% (c-on-c).
(Baca: Proyeksi Ekonomi Negara G20, Indonesia Cukup Cerah)