Menurut Brand Finance dalam laporan Indonesia 100 2025, nilai gabungan dari 100 merek paling bernilai di Indonesia mencapai US$53,3 miliar pada 2025, naik 8% dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja kuat di beberapa industri utama, dengan sebagian besar sektor mencatat momentum positif.
“Ekonomi Indonesia terus dibentuk oleh industri-industri terkemukanya, yaitu perbankan, tembakau, dan energi, yang secara kolektif menyumbang 68% dari total nilai merek,” tulis Brand Finance.
Dalam 100 merek paling bernilai di Indonesia pada 2025, BRI menduduki posisi pertama. Status ini praktis bertahan selama 3 tahun berturut-turut.
Menurut Brand Finance, pertumbuhan nilai merek BRI dari 2022 hingga 2025 didorong oleh komitmennya terhadap inklusi keuangan, dukungan kuat untuk sektor UMKM, dan transformasi digital yang sedang berlangsung.
Berikut 10 merek paling bernilai dalam Indonesia 100 2025, menurut Brand Finance:
- BRI: US$7,31 miliar
- Bank Mandiri: US$5,6 miliar
- BCA: US$4,43 miliar
- Pertamina: US$3,78 miliar
- Sampoerna: US$2,87 miliar
- Telkom Indonesia: US$2,84 miliar
- A Mild: US$2,32 miliar
- PLN: US$2,27 miliar
- BNI: US$1,92 miliar
- Gudang Garam: US$1,58 miliar
Bank Mandiri menjadi merek paling bernilai kedua di Indonesia dengan kenaikan nilai merek 52% menjadi US$5,6 miliar.
Menurut Brand Finance, pertumbuhan tersebut mencerminkan keuntungan yang kuat, perluasan pinjaman korporat, dan kemajuan digital yang memperkuat kepercayaan dan pengaruhnya di sektor perbankan Indonesia.
Sementara itu, nilai merek BCA naik 42% menjadi US$4,43 miliar. Torehan ini membuat bank swasta tersebut naik 2 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja keuangan yang konsisten, inovasi digital, dan posisi yang kuat sebagai bank swasta terkemuka di Indonesia,” ucap Brand Finance.
(Baca: Aset dan Laba BCA Tumbuh Pesat Sedekade Terakhir)