Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, berjanji menjadikan Indonesia sebagai penentu arah di skala regional dan global.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri ketiga bertema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Dalam sesi paparan visi-misi, Anies mengatakan, "Ketika kepercayaan dari Ibu dan Bapak diberikan ke kami, maka kami insya Allah mengembalikan indonesia menjadi pelaku utama dalam konstelasi global," ujarnya.
"Indonesia tidak hadir sebagai penonton, tapi penentu arah kedamaian, kemakmuran, bagi seluruh bangsa di level regional dan global. Kita rencanakan kekuatan kebudayaan, kesenian, ekonomi, ikut mewarnai kancah dunia," kata Anies.
Adapun menurut Asia Power Index 2023 dari Lowy Institute, saat ini Indonesia adalah negara dengan power menengah di skala Asia. Tidak lemah, tapi masih jauh dari level adidaya.
Lowy Institute mendefinisikan power sebagai kekuatan suatu negara untuk mempengaruhi perilaku negara lain, aktor non-negara, dan peristiwa internasional.
Mereka menilai kekuatan negara-negara besar di Asia melalui 8 indikator utama, yaitu:
- Kemampuan ekonomi;
- Kemampuan militer;
- Ketahanan/stabilitas negara;
- Sumber daya masa depan;
- Jejaring ekonomi;
- Jejaring pertahanan;
- Pengaruh diplomasi; dan
- Pengaruh budaya.
Hasil penilaiannya dirumuskan menjadi skor berskala 0-100. Skor 0 menunjukkan daya pengaruh negara yang sangat lemah, dan skor 100 sangat kuat dengan kategorisasi berikut:
- Skor 0—10: lemah (minor power)
- Skor >10—70: menengah (middle power)
- Skor >70: sangat kuat (super power)
Dengan metode tersebut, pada 2023 Indonesia hanya meraih skor 19,4 dari 100.
Meski masuk level middle power di skala Asia, kekuatan pengaruh Indonesia masih kalah dibanding China, Jepang, India, Korea Selatan, dan Singapura.
(Baca: Perbandingan Kekuatan Negara Asia, Indonesia Level Menengah)