Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap menyetor dividen ke negara senilai Rp80,2 triliun untuk tahun pembukuan 2022.
Hal ini dinyatakan Menteri BUMN Erick Thohir dalam pertemuan dengan pers di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
"Kemarin rapat dengan Bapak Presiden Jokowi dan Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hasil kerja kita (BUMN) tahun kemarin (2022), tahun ini kita akan berikan dividen terbesar sepanjang sejarah BUMN kepada negara Rp80,2 triliun," kata Erick Thohir, disiarkan Katadata, Senin (1/5/2023).
"Dividen untuk apa? Untuk program-program yang mendorong program kerakyatan dari pemerintah, seperti bantuan sosial dan sebagainya," katanya lagi.
Kendati menjadi rekor tertinggi baru, setoran dividen BUMN Rp80,2 triliun itu porsinya baru sekitar 3% dibanding total realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp2.626 triliun pada 2022.
Adapun mayoritas atau 65% pendapatan negara pada 2022 berasal dari penerimaan pajak, yang nilainya mencapai Rp1.716 triliun.
(Baca: Mayoritas Warganet Ingin Kerja di BUMN, Startup Kalah Populer)
Sampai hari ini (2/5/2023) Kementerian BUMN belum menerbitkan laporan kinerja konsolidasi BUMN periode 2022.
Namun, menurut keterangan Erick Thohir, sepanjang tahun lalu BUMN mencetak laba bersih konsolidasian sekitar Rp303,7 triliun (belum diaudit).
Erick juga memperkirakan total pendapatan BUMN naik dari Rp2.292 triliun pada 2021 menjadi Rp2.613 triliun pada 2022 (belum diaudit).
Dalam periode sama, ekuitas BUMN diperkirakan meningkat dari Rp2.778 triliun menjadi Rp3.150 triliun (belum diaudit).
Kemudian aset BUMN diperkirakan meningkat dari Rp8.978 triliun menjadi Rp9.867 triliun (belum diaudit).
(Baca: Ini Bank BUMN dengan Aset Terbesar pada 2022)