Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Sumba Barat, pada 2024 tercatat Rp3,01 juta. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 3,75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp2,79 juta .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2021 pasca covid tercatat mencapai 1,03%.
(Baca: PDB Menurut Daya Beli di Zimbabwe 2024)
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 141,78 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp19.387 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 488.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2024 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp862,01 ribujuta. PDRB ini tumbuh 0,37%.
Selanjutnya sektor kedua untuk PDRB terbesar di Kabupaten Sumba Barat ini adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 5,44% menjadi Rp570,1 ribujuta, PDRB sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang kali ini tumbuh 9,03% menjadi Rp464,41 ribujuta.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Sumba Barat Daya | 2024)
Sektor terakhir memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah konstruksi dengan PDRB Rp198,89 ribujuta. Sektor ini tercatat tumbuh 2,88% dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan angka Rp189,44 ribujuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Sumba Barat pada 2024
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Sumba Barat ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 25,97%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, dan sektor konstruksi.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian,Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.