Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin terkendali. Dengan demikian, kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memfokuskan penggunaan anggarannya untuk perbaikan layanan kesehatan.
"Prioritas kita sudah bergeser, yang tadinya ke penanganan pandemi, sekarang kembali untuk fokus meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat," ujar Menkes Budi G. Sadikin dalam siaran persnya di situs Sehat Negeriku (1/12/2022).
Dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023 Kemenkes mendapat alokasi dana Rp85,5 triliun, berkurang cukup jauh dibanding 2022 yang besarnya Rp178,7 triliun.
Menkes Budi menyatakan anggaran kementeriannya memang terus menyusut dalam tiga tahun terakhir. Namun, ia mengklaim penyusutan ini tidak mengurangi pelayanan Kemenkes untuk masyarakat.
(Baca: RAPBN 2023: Anggaran Kesehatan Kian Berkurang)
Adapun pada 2023 Kemenkes akan memfokuskan anggarannya untuk sejumlah hal berikut:
- Pembiayaan Kesehatan: Rp46,6 triliun
- Layanan Rujukan: Rp18,4 triliun
- Kegiatan Rutin & Dukungan Manajemen : Rp8,9 triliun
- Layanan Primer: Rp5,9 triliun
- SDM Kesehatan : Rp3,8 triliun
- Sistem Ketahanan Kesehatan: Rp1,4 triliun
- Teknologi Kesehatan: Rp500 miliar
Budi menjelaskan, anggaran Kemenkes tahun ini terbagi menjadi enam prioritas. Pertama, program yang sifatnya promotif dan preventif, seperti revitalisasi puskesmas dan posyandu.
Kedua, restrukturisasi rumah sakit di seluruh Indonesia melalui sinergi dengan pemerintah daerah dan institusi lain yang memiliki pelayanan rumah sakit, seperti TNI dan Polri.
Ketiga, membangun sistem ketahanan kesehatan melalui kerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk membangun industri kesehatan.
Keempat, pengembangan kecukupan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, khususnya dokter dan dokter spesialis.
Kelima, memperbaiki sistem pembiayaan kesehatan untuk menjamin ketersediaan, kecukupan, dan keberlanjutan pembiayaan dengan alokasi yang adil, termasuk untuk penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Keenam, menjadikan program kesehatan masa depan berbasis bioteknologi, teknologi informasi, artificial intellegence, dan teknologi kesehatan baru.
(Baca: Jumlah Dokter di Indonesia Naik pada 2022, Tertinggi dalam 5 Tahun)