Industri pengolahan atau manufaktur Indonesia menguat pada awal 2024. Hal ini terlihat dari Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis perusahaan intelijen keuangan S&P Global.
PMI adalah indeks yang mencerminkan pertumbuhan industri tertentu secara bulanan. Indeks ini disusun berdasarkan survei kepada para manajer dari ratusan sampel perusahaan.
Variabel yang disurvei meliputi pertumbuhan volume produksi, pesanan ekspor dan domestik, jumlah tenaga kerja, jangka waktu pengiriman pasokan, serta stok bahan yang dibeli setiap perusahaan.
Hasil surveinya kemudian diolah menjadi skor berskala 0-100. Skor di bawah 50 mencerminkan adanya penurunan; skor 50 artinya stabil atau tidak ada perubahan; dan skor di atas 50 menunjukkan penguatan atau ekspansi dibanding bulan sebelumnya.
Pada Januari 2024, skor PMI manufaktur Indonesia mencapai 52,9, meningkat dibanding Desember 2023 yang skornya 52,2.
Kenaikan skor ini mencerminkan adanya percepatan pertumbuhan industri pengolahan nasional.
Menurut Jingyi Pan, ekonom dari S&P Global, percepatan pertumbuhan awal tahun ini utamanya terjadi dalam tingkat pesanan dan pasokan, yang kemudian mendorong pula tingkat produksi.
"Data PMI bulan Januari ini menunjukkan tanda-tanda menggembirakan terkait membaiknya sektor manufaktur Indonesia," kata Jingyi Pan dalam laporannya (1/2/2024).
(Baca: 10 Sektor Utama Penopang Ekonomi Indonesia pada 2023, Industri Pengolahan Terbesar)