Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan ekonomi digital Indonesia memiliki total nilai penjualan (gross merchandise value/GMV) sebesar US$ 70 miliar. Nilai tersebut memiliki tingkat pertumbuhan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 49% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ekonomi digital Indonesia pun diperkirakan meningkat menjadi sebesar US$ 146 miliar pada 2025. Kendati demikian, CAGR pada empat tahun mendatang tidak setinggi tahun ini, yaitu hanya 20%.
Jika dilihat sektornya, e-commerce menjadi pendorong utama ekonomi digital Indonesia pada 2021. Nilai GMV-nya mencapai US$ 53 miliar dengan CAGR 52%.
Nilai tertinggi selanjutnya berasal dari layanan transportasi dan antar makanan sebesar US$ 6,9 miliar dengan CAGR 36%. Kemudian, media daring menyusul dengan nilai US$ 6,4 miliar dan CAGR 48%.
Agen perjalanan daring memiliki nilai ekonomi digital terendah di antara sektor lainnya. Nilai GMV-nya hanya sebesar US$ 3,4 miliar dengan CAGR 29%.
(Baca: Pacu Transformasi Digital, Pengguna Mobile Banking BNI Terus Tumbuh)