Laporan terbaru Climate Bonds Initiative menunjukkan Indonesia saat ini tengah mengerjakan 13 proyek infrastruktur transportasi hijau atau rendah karbon yang dapat didanai lewat surat utang hijau. Proyek-proyek ini termasuk lanjutan pembangunan MRT Jakarta, LRT, dan lain-lain.
Mayoritas atau 7 dari 13 proyek berlokasi di Jakarta. Ketujuh proyek tersebut, yaitu LRT Gading-Jakarta International Stadium (JIS), MRT Fase 3 Kalideres Ujung Menteng (Koridor Timur-Barat), MRT Fase 4 Fatmawati-TMII, MRT Jakarta Koridor Utara-Selatan, kereta api Jakarta-Surabaya, kereta bandara Soekarno Hatta, dan pembangunan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) Pegangsaan Dua.
Proyek sisanya, yaitu LRT Palembang, kereta api Makassar-Parepare, kereta Rantau Prapat-Duri-Pekanbaru, kereta bandara Kulon Progo (New Yogyakarta International Airport/NYIA), LRT Medan-Binjai-Deli Serdang, dan kereta api Siantar-Parapat.
Beberapa proyek dalam daftar ini sudah selesai termasuk MRT Jakarta koridor Utara-Selatan, LRT Palembang, kereta bandara Kulon Progo dan Soekarno Hatta. Pendanaan yang dapat dihimpun dari surat utang hijau dapat digunakan untuk operasional proyek-proyek yang sudah selesai tersebut.
Pemerintah Indonesia sudah berhasil menghimpun dana dari penerbitan surat utang hijau sebesar US$4,33 miliar selama 2018-2021. Jika memperhitungkan penerbitan dari swasta, total sudah US$6,3 miliar dana yang dihimpun dari surat utang hijau.
(Baca: Ini Daftar Proyek Infrastruktur Energi Hijau di Indonesia)