Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Sawahlunto pada tahun 2024 sebesar 2,33 persen. Angka ini sedikit naik dari tahun sebelumnya yang tercatat 2,27 persen. Dengan jumlah penduduk 68.516 jiwa, terdapat 1.520 penduduk miskin di kota ini. Kenaikan ini menunjukkan adanya tantangan dalam upaya menekan angka kemiskinan di Kota Sawahlunto.
Secara historis, persentase kemiskinan di Sawahlunto fluktuatif. Pada tahun 2005, persentase kemiskinan mencapai 5,21 persen, kemudian menurun hingga mencapai titik terendah 1,94 persen pada tahun 2008. Setelah itu, angka ini kembali naik dan turun hingga mencapai 2,33 persen di tahun 2024. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2009, yakni sebesar 24,74 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2006 dengan -45,11 persen. Dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar 2,29 persen, angka kemiskinan saat ini sedikit lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yang sebesar 2,28 persen, angka ini juga sedikit lebih tinggi. Secara nasional, pada tahun 2024, Kota Sawahlunto berada di urutan ke-512 dari 514 kabupaten/kota dalam hal persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Boalemo Periode 2004 - 2024)
Jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat, Kota Sawahlunto memiliki persentase kemiskinan yang relatif dekat dengan Kota Bukit Tinggi, Kota Padang, dan Kota Solok. Perbandingan ini memberikan gambaran mengenai posisi Kota Sawahlunto dalam upaya penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi.
Kota Bukit Tinggi
Kota Bukit Tinggi mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 4,08 persen dan berada di peringkat 477 secara nasional. Dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 5.820 jiwa dari total penduduk 140.089 jiwa, kota ini memiliki garis kemiskinan sebesar Rp 658.640 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakatnya mencapai Rp 93,97 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,4 persen tidak serta merta menurunkan angka kemiskinan, bahkan sedikit terjadi kenaikan, dengan pertumbuhan kemiskinan -0,73 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Aceh Besar Periode 2004 - 2024)
Kota Padang
Kota Padang memiliki persentase kemiskinan 4,06 persen dan menduduki peringkat 479 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 41.400 jiwa dari total 939.851 jiwa. Garis kemiskinan di Kota Padang cukup tinggi, yaitu Rp 736.786 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakatnya sebesar Rp 88,23 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di kota ini sebesar 1,22 persen, namun angka kemiskinan justru mengalami penurunan turun 2,64 persen.
Kota Solok
Kota Solok memiliki persentase kemiskinan sebesar 3,07 persen dan menduduki peringkat 503 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di kota ini sebanyak 2.400 jiwa dari total penduduk 83.907 jiwa. Garis kemiskinan Kota Solok tercatat sebesar Rp 569.869 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakatnya mencapai Rp 69,99 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di kota ini cukup tinggi, yaitu 5,27 persen, dan diikuti dengan pertumbuhan kemiskinan sebesar 0,66 persen.