Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan sebesar 31,22% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan turun 1,11% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 48.730 jiwa dari total 251.661 penduduk.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Pegunungan, Tolikara berada di urutan ke-13 persentase kemiskinan tertinggi. Pertumbuhan kemiskinan di Tolikara lebih baik dibanding rata-rata 3 tahun terakhir (31,63%) maupun 5 tahun terakhir (32,41%). Persentase kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2006 sebesar 46,22%, sementara terendah pada tahun 2012 sebesar 36,30%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 2,37%, dan penurunan terdalam pada tahun 2014 turun 12,45%. Secara nasional, Tolikara berada di peringkat ke-13 untuk persentase kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Gowa | 2004 - 2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Tolikara selama periode 2004-2024. Sempat mengalami penurunan signifikan di periode 2010-2012, kemudian kembali naik dan stabil di angka 30-an persen sejak 2014.
Jika dibandingkan dengan kabupaten tetangga di Papua Pegunungan, Kabupaten Jayawijaya memiliki persentase kemiskinan 32,28%, Lanny Jaya 34,12%, Pegunungan Bintang 28,95%, Yahukimo 33,82%, dan Yalimo 30,02%.
Kabupaten Jayawijaya
Kabupaten ini menduduki peringkat ke-11 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan dengan angka 32,28%. Jumlah penduduk miskin mencapai 68.360 jiwa, lebih tinggi dari Tolikara, dari total populasi 275.772 jiwa. Garis kemiskinan di wilayah ini adalah Rp722.258,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 27,54%. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp40,73 juta per tahun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,57%, tetapi masih di peringkat 323 secara nasional. Penurunan angka kemiskinan menunjukkan hasil positif dari berbagai program pembangunan yang sedang berjalan, meski tantangan geografis dan aksesibilitas tetap menjadi perhatian utama.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kab. Aceh Barat Daya | 2024)
Kabupaten Lanny Jaya
Dengan persentase kemiskinan 34,12%, Lanny Jaya menempati peringkat ke-9 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 72.100 jiwa dari total 203.524 penduduk. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp816.044,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 30,43%. Sementara itu, pendapatan per kapita masyarakat hanya mencapai Rp11,96 juta per tahun, menempatkannya di peringkat 506 secara nasional, tetapi mengalami pertumbuhan 5,71%. Fokus pada peningkatan infrastruktur dan akses pendidikan serta kesehatan menjadi kunci untuk menurunkan angka kemiskinan yang masih tinggi di daerah ini.
Kabupaten Pegunungan Bintang
Kabupaten ini mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 28,95% dan menduduki peringkat ke-21 secara nasional. Jumlah penduduk miskin sebanyak 22.870 jiwa dari total 114.151 penduduk, menunjukkan proporsi yang lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten lain. Garis kemiskinan di Pegunungan Bintang mencapai Rp917.115,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 19,68%. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp30,33 juta per tahun, menempatkannya di posisi 425 secara nasional, namun pertumbuhan ekonominya cukup baik dengan angka 4,87%. Program pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas untuk terus menekan angka kemiskinan.
Kabupaten Yahukimo
Yahukimo memiliki persentase kemiskinan 33,82%, berada di peringkat ke-10 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 68.320 jiwa dari total populasi 355.612 jiwa. Garis kemiskinan di daerah ini adalah Rp718.084,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 30,61%. Pendapatan per kapita hanya Rp8,48 juta per tahun, menempati urutan 511 secara nasional, meski mencatatkan pertumbuhan 7,32%. Akselerasi pembangunan infrastruktur dasar dan peningkatan akses terhadap layanan publik menjadi krusial untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Yalimo
Kabupaten Yalimo memiliki persentase kemiskinan sebesar 30,02%, menempati peringkat ke-17 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 21.440 jiwa dari total 104.913 penduduk. Garis kemiskinan di Yalimo mencapai Rp600.536,00 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan tertinggi 38,29%. Pendapatan per kapita masyarakat adalah Rp15,77 juta per tahun, menempatkannya di urutan 500 secara nasional, tetapi mengalami pertumbuhan 7,99%. Fokus pada pengembangan sektor pertanian dan peningkatan keterampilan masyarakat dapat membantu meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan di kabupaten ini.